Saat ini, banyak bandara menggunakan drone yang dikemudikan secara manual. Bukan hanya mahal, tentunya dibutuhkan pilot terlatih untuk mengendalikan drone ini.
Soon-Jo Chung, seorang ilmuwan dari CalTech, tertarik membuat drone ini setelah mempelajari peristiwa bersejarah yang dikenang seluruh dunia, yakni pendaratan darurat pesawat US Airways 1549 di sungai Hudson pada 2009. Pesawat ini hampir saja jatuh karena serangan kawanan burung.
"Saya pikir, jika kejadian itu kembali terulang, belum tentu pesawat lain akan bernasib baik seperti US Airways. Oleh karena itu, saya mulai mencoba untuk melindungi ruang udara dari kawanan burung dengan memanfaatkan kemampuan saya pada robotik dan teknologi otonom," jelas Chung yang dikutip detikINET dari Techcrunch, Kamis (9/8/2018).
 |
| Drone Pengusir Burung di Bandara |
Jika drone terlalu jauh maka drone tidak akan mempengaruhi kawanan, namun jika drone terlalu dekat, drone berisiko mengacaukan kawanan burung dan membuat mereka tidak terkontrol.
Tim riset mempelajari model bagaimana sekelompok kawanan hewan bergerak dan mempengaruhi satu sama lain, serta bagaimana mereka mengambarkan bagaimana burung bergerak saat merespon ancaman.
Dengan studi yang dilakukan, maka diperoleh jalur penerbangan drone yang akan menyebabkan para burung terbang ke arah yang diinginkan tanpa panik dan tersebar.
Dilengkapi dengan perangkat lunak terbaru, drone otonom nantinya akan tersebar di beberapa ruang dengan intruksi untuk menghalangi burung masuk ke area yang dilindungi.
Drone otonom ini memang masih memerlukan banyak percobaan untuk memperoleh pola dan sistem yang stabil sehinga drone dapat bekerja untuk berbagai ukuran dan kecepatan kawanan burung yang berbeda-beda.
sumber : https://inet.detik.com/cyberlife/d-4157480/drone-ini-tugasnya-mengusir-burung
